Senin, 21 Januari 2013
Kamis, 17 Januari 2013
Crew KKB Denpasar
Koperasi Krama Bali Dideklarasikan
Menikmati Bakso dan Soto ala Krama Bali
Koperasi Krama Bali (KKB) secara resmi dideklarasikan
Kamis (26/5) kemarin di Wantilan Gedung Pers Bali K.
Nadha. Peluncuran koperasi yang kini sudah memiliki
3.000 anggota ini ditandai dengan pemberian kredit lunak
kepada beberapa pelaku usaha sektor informal yang ada di
kabupaten/kota se-Bali.
---------------------------
LAPANGAN
di depan wantilan Gedung Pers Bali Ketut Nadha, untuk
pertama kalinya ''dihiasi'' rombong bakso, soto dan
sate. Ini bukan sekadar pajangan tetapi lengkap dengan
pedagang dan ''isinya''.
Ada sekitar 400 orang yang mencicipi suguhan ala krama
Bali tersebut. Bahkan, pembelinya tergolong istimewa.
Ada Ketua DPRD Bali IB Wesnawa, Kapolda Bali Mangku
Pastika, Pangdam IX/Udayana Herry Tjahyana. Tak hanya
itu, banyak undangan istimewa baik kepala dinas,
pengusaha, anggota DPRD termasuk calon bupati dan wali
kota.
Banyak yang menyatakan puas atas sajian makanan yang
biasanya merupakan produk ''luar'' itu. Buktinya, banyak
yang menanyakan tempat mangkal para pedagang tersebut.
''Di mana tempat mangkalnya, bli,'' tanya seorang
pengunjung. ''Saya ada di Jalan Satelit,'' jawab seorang
pedagang bakso ayam dengan logat Balinya yang kental.
Sebelum ''buka'' warung, digelar acara pendeklarasian
Koperasi Krama Bali. Pendeklarasian ini juga ditandai
dengan penyerahan bantuan kepada pengusaha kecil.
Ketua Koperasi Krama Bali (KKB) Satria Naradha dalam
sambutannya mengatakan gagasan pembentukan koperasi ini
tidak lain didasari keprihatinan munculnya berbagai
persoalan di masyarakat Bali. Masyarakat Bali yang
notabene merupakan aset dari kelestarian budaya itu
sendiri kini tidak lagi mendapatkan porsi yang tepat dan
makin terpinggirkan. Melalui pendirian KKB ini,
masyarakat Bali diharapkan bisa bersatu untuk memecahkan
persoalan-persoalan besar yang kini dihadapinya. ''Persoalan
besar di Bali mesti diselesaikan secara elegan dan
bermartabat tanpa menimbulkan konflik sosial. Pendirian
KKB ini diharapkan mampu melakukan tugas tersebut,''
kata Satria Naradha.
Satria menyadari bahwa tantangan yang akan dihadapi KKB
sangat besar di tengah citra buruk yang kini disandang
koperasi. Hanya, berbagai persoalan khususnya di bidang
ekonomi yang dihadapi masyarakat Bali perlu mendapatkan
perhatian. Untuk itu, keberadaan KKB yang berbasis
ekonomi kerakyatan ini merupakan upaya untuk menggalang
masyarakat Bali agar bersatu dan bersama-sama
menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Ia
mengingatkan tidak saja pengurus KKB yang mesti
bertindak hati-hati dalam menata manajemen koperasi ini,
anggota pun harus bisa menjaga nama baik koperasi.
Pendeklarasian KKB, seperti diakui Satria Naradha,
memang merupakan tugas berat. Namun, setidaknya
keberadaan KKB ini merupakan sebuah gerakan yang real
untuk menggalang semangat masyarakat agar mampu
membangun ekonominya sendiri seperti pendapat yang
dilontarkan Ketua DPRD Bali Ida Bagus Wesnawa. Dia
mengatakan KKB merupakan sebuah gerakan yang real untuk
membangkitkan semangat rakyat untuk membangun ekonominya
sendiri, dalam arti ekonomi kerakyatan. ''Bila dilihat
dari sisi budaya Bali, koperasi sesungguhnya merupakan
bentuk perekonomian yang sosio religius sesuai dengan
masyarakat Bali yang sosio religius. Jadi nyambung
antara koperasi dengan budaya masyarakat Bali,'' ujar
Wesnawa.
Hanya, ia mengingatkan KKB perlu belajar dari pengalaman
masa lalu. Pengalaman telah membuktikan bahwa koperasi
memiliki kelemahan di bidang manajemen. Ini artinya bila
ingin eksis ke depannya, KKB mesti betul-betul
memperhatikan sistem manajemen pengelolaannya. Bila ini
bisa dilaksanakan, Wesnawa optimis KKB akan menjadi
citra koperasi yang dicontoh oleh masyarakat Bali,
bahkan seluruh Indonesia.
Keberadaan KKB ini juga dianggap Wesnawa sebagai sebuah
kekuatan ekonomi yang akan mengimbangi kekuatan ekonomi
global yang berlandaskan kapitalisme. Sebab, koperasi
ini terbentuk dari perekonomian yang sifatnya
kekeluargaan dan tidak bersifat individual. ''Koperasi
ini bukan semata-mata mencari keuntungan tetapi lebih
mementingkan kesejahteraan bersama, kerukunan antara
anggotanya dan membangun hidup secara seimbang, dalam
artian jasmani dan rohani,'' jelasnya.
Harapan KKB bisa mengimbangi kekuatan ekonomi global
dewasa ini juga dilontarkan Ketua Umum Kamar Dagang dan
Industri (Kadin) Bali Gede Wiratha. Dia melihat
keberadaan KKB ini menandai eksisnya koperasi dalam
kegiatan ekonomi. (iah)
Temu Usaha, Merger Antar Koperasi
Koperasi
Serba Usaha Krama Bali Gelar Pasar Murah
Bersama
LPD Desa Pekraman Peguyangan
Menyambut
HUT yang Ke XXIII LPD Desa Pekraman Peguyangan, Koperasi Krama Bali (KKB)
bersama LPD Peguyangan menyelenggarakan Pasar Murah Sembako di Balai Wantialan
Desa Pekraman Peguyangan, minggu (19/08) lalu. Berbagai kebutuhan pokok rumah
tangga telah di sediakan oleh KKB, seperti Beras, Gula, Minyak Goreng, Mie
Instan, Kopi, Bawang Merah, Bawang Putih telur dan berbagai kebutuhan lainnya
seperti sabun mandi, pasta gigi, detergen, dll. Semua produk sembako yang di
jual oleh KKB sudah di bawah harga pasar karena telah di subsidi oleh LPD Desa
Pekraman Peguyangan.
Ketua
Panitia Ketut Suarka mengatakan, mengingat saat ini hari lebaran bagi umat
muslim serta menjelang hari Raya Galungan dan Kuningan, pihaknya memberikan
kemudahan bagi masyarakat Desa Pekraman Peguyangan untuk mendapatkan sembako
murah. “Berbagai kegiatan telah kami laksanakan dalam rangka menyambut HUT LPD
Desa Pekraman Peguyangan yang jatuh pada tanggal 25 Agustus 2012, seperti jalan
santai yang dibuka oleh Camat Denpasar Utara didampingi oleh A.A. Ngurah
Widiada selaku kerta desa dan diikuti
oleh pengurus, karyawan, siswa siswi SD, SMP, STT dan lapisan masyarakat
Peguyangan,” tuturnya.
Sealai
itu juga ada lomba Ustawa Dharma Gita (UDG), penaman pohon atau penghijauan (clean and green), parade baleganjur yang
di ikuti STT se-Desa Pekraman Peguyangan, pemberian beasiswa kepada anak yang
berprestasi tingkat SD/SMP serta perberian paket sembako gratis kepada para
veteran Likungan Desa Pekraman Peguyangan. “ selaku panitia mengucapkan
terimakasih kepada pengawas, pengurus LPD serta seluruh masyarakat Peguyangan
yang telah mendukung kami dalam HUT LPD ini.” Tuturnya.
Sedangkan
tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut, selain memberi kemudahan mendapakan
sembako murah juga sebagai bentuk kepedulian LPD Peguyangan terhadap warga
masyarakat. Ketua
LPD Desa Pekraman Peguyangan wayan Darmitha didampingi Wakil Ketua I Ketut
Suwendra dan I Nyoman Suarcana mengatakan, aset LPD Desa Pekraman Peguyangan
sampai saat ini mencapai Rp. 33,4 miliar. Sedangkan dana yang sedang bergulir
di masyarakat mencapai 24 miliar. “sesuai dengan moto LPD Peguyangan” Ngewangun
Desa Wit Manah Jengah Lan Bakti” kami selaku pengurus dan melayani sepenuh hati
untuk masyarakat peguyangan,” ucapnya.
Karena
itu, pada kesempatan ini secara bersama-sama diundi hadiah utama berupa satu
unit sepeda motor Vario, Laptop, Kulkas, TV, DVD, HP serta berbagai doorprize bagi pemilik tabungan dan
peserta jalan santai yang nantinya beruntung. Untuk hadiah utama 1 unit sepeda
motor honda vario diraih oleh Made Darsana dari Br. Gunung, Peguyangan.
Manager
KSU Koperasi Krama Bali Nyoman Suatu mengatakan, antusias masyarakat Peguyangan
untuk mendapatkan sembako murah yang pertama dilaksanakan di Wantilan jaba Pura
Peguyangan ini sangat tinggi.
Rabu, 16 Januari 2013
Karyawan KKB di kebun raya Bedugul
USP KKB Denpasar Gelar Pra-RAT |
Penyaluran Kredit 2011 Naik 17 Persen |
Denpasar (Bali Post) - Secara umum perkembangan Koperasi Krama Bali (KKB) unit pelayanan Denpasar selama 2011 cukup menggembirakan. Untuk usaha simpan pinjam (USP), jumlah kredit yang disalurkan kepada anggotanya mengalami kenaikan. Penyaluran kredit selama 2011 mengalami kenaikan 17 persen atau Rp 194.500.000 dibandingkan tahun 2010. Volume kredit tahun 2011 mencapai Rp 1.419.758.556, sedangkan volume kredit tahun sebelumnya hanya Rp 1.168.949.000. Demikian terungkap dalam laporan pertanggungjawaban pengurus KKB unit pelayanan Denpasar dalam pra-rapat anggota tahunan (RAT) KKB, Jumat (16/3) kemarin. Acara yang diadakan di Warung 63 Denpasar itu dihadiri oleh anggota, jajaran pengurus, dan pengawas KKB. Gede Dana Pramitha, Manajer Unit Simpan Pinjam KKB Denpasar, menyatakan, pertemuan pra-RAT KKB salah satunya yaitu membahas laporan koperasi selama setahun. ''Kami ingin para anggota tahu kondisi KKB saat ini melalui RAT yang akan kami selenggarakan nantinya,'' ujarnya. Dikatakan, anggota KKB Unit Pelayanan Denpasar hingga akhir tahun 2011 berjumlah 3.607 orang. Selain penyaluran kredit pada anggota di tahun 2011 mengalami kenaikan, sumber permodalan Unit Simpan Pinjam (USP) 2011 juga mengalami peningkatan 2,2 persen dari tahun sebelumnya yakni mencapai Rp 7.753.676.090. Sementara total kredit yang disalurkan hingga akhir tahun 2011 jumlah saldo piutang usaha/kredit sebesar Rp 1.327.094.526. KKB Denpasar, menurutnya, selalu berupaya melakukan sejumlah kegiatan pelatihan manajemen sektor informal seperti kursus singkat membuat aneka kue basah tradisional Bali, masakan tepung kobe, tukang cukur, temu usaha dan bisnis serta seminar akuntansi dan perpajakan yang bekerja sama dengan pihak terkait. Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Kota Denpasar yang diwakili Kepala Bidang Usaha Kecil Dan Menengah, Ngakan Putu Widnyana, mengungkapkan, pra-RAT yang dilakukan KKB ini perlu dicontoh oleh koperasi-koperasi lain. Pra-RAT ini sangat penting untuk mematangkan program yang telah direncanakan oleh pengurus. Masukan dari para anggota sangat penting agar program yang dibuat lebih tepat sasaran. Terkait perkembangan KKB, dirinya mengakui KKB sudah menunjukkan kiprahnya yang baik di tengah-tengah masyarakat. Dikatakannya, KKB adalah wadah untuk membangun perekonomian kebangsaan dengan mengembangkan ekonomi kerakyatan. ''Sudah banyak inovasi yang dilakukan KKB seperti pelatihan manajemen sektor informal. Contohnya, pada tahun 2007-2008 booming bakso krama Bali, namun saat ini meredup. Untuk kembali menggeliatkan perekonomian khususnya kesejahteraan anggota koperasi, terobosan dan inovasi harus terus dilakukan. Serta bagaimana menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada para anggota,'' sarannya. Dalam pra-RAT USP KKB Denpasar kali ini juga diadakan pengundian dari program undian simpanan dan belanja berhadiah dengan hadiah utama sepeda lipat, televisi dan hadiah menarik lainnya. (kmb28) |
*Dari Budi Daya dan Olahan Jamur Tiram KKB Terbuka, Peluang Bisnis Makanan Jamur Tiram
Denpasar (Bisnis Bali) -
Peluang bisnis olahan jamur tiram masih terbuka di Bali.
Menawarkan cita rasa, mudah pembuatan, efisien, pasar luas, dan
kualitas yang tak kalah dengan olahan modern lainnya, krama Bali mampu membuka usaha jamur tiram dengan harga yang lebih terjangkau.
Hal itu terungkap pada teknik budi daya dan cooking class pembuatan olahan jamur tiram yang digelar Koperasi Krama Bali (KKB), Sabtu (15/12). Pelatihan kulinari pembuatan olahan jamur tiram diharapkan selain memperkenalkan teknik pengolahan jamur tiram, diharapkan dapat menjadi alternatif krama Bali untuk membuka peluang usaha.
Owner Baliku Jamur usaha bergerak di kuliner jamur crispy, Made Dwi Antara Putra, S.T. mengatakan, peluang bisnis olahan jamur tiram masih bisa diisi krama Bali. Segmen pasar menengah ke bawah dengan harga yang lebih terjangkau, masih belum banyak digarap.
“Aneka olahan jamur tiram yang memiliki rasa seperti daging ayam ini, merupakan makanan yang menjangkau semua kalangan dan siapa saja bisa membuatnya. Cita rasa pun dapat menyesuaikan lidah semua masyarakat, karena menawarkan kreasi rasa,” katanya.
Aneka rasa yang bisa ditawarkan jamur tiram crispy antara lain rasa original, barbeque, keju, balado teriyaki, dan abon. Dari segi bisnis, prospek olahan jamur tiram sangat menjanjikan, terutama pangsa pasar anak muda.
Dari segi manfaat, jamur tiram baik bagi kesehatan karena kandungan gizi mencukupi, nonkolesterol, kandungan protein nabati tinggi dan cocok bagi kalanga vegetarian.
“Melalui cooking class kerja sama KKB ini kami ingin memperkenalkan apa itu jamur tiram, bagaimana cara dasar budi daya, pengolahan, dan peluang usahanya,” ujarnya.
Lanjut Dwi mengakui, peluang bisnis jamur tiram masih terbuka lebar di Bali. Peluang ini bisa diisi krama Bali, terutama pasar menengah ke bawah dengan harga terjangkau.
Apalagi pembuatan jamur tiram bisa dilakukan dengan peralatan yang ada di rumah dan bahan baku mudah ditemukan di pasaran. Dengan harga jual berkisar Rp 6 ribu-Rp 8 ribu bisa mendatangkan laba rata-rata Rp 1,2 juta per bulan atau rata-rata omzet Rp 6 juta per bulan.
Manajer KSP KKB Denpasar, Gede Dana Pramitha mengatakan, banyak peluang usaha yang belum dilirik masyarakat. Karenanya ia mengharapkan, krama setidaknya bisa termotivasi untuk berwirausaha mandiri, sekaligus dapat mengembangkan hobi masak.
“Melalui pelatihan pengolahan jamur tiram, kami harapkan bisa membangkitkan jiwa kewirausahaan. Termasuk pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga,” katanya. Hal serupa dikatakan owner Oka Jamur, I Made Oka Widnya, pelaku usaha pembudidaya jamur tiram.
“Pasokan jamur tiran untuk Bali sangat kurang, sehingga masih didatangkan dari luar Bali. Peluang budi daya jamur tiram ini perlu diisi karma Bali, khususnya kalangan pemuda,” katanya. Teknik budi daya jamur tiram, imbuhnya, tidaklah susah. Pasar terbuka sangat lebar, karena Bali kekurangan jamur tiram. *dik
Hal itu terungkap pada teknik budi daya dan cooking class pembuatan olahan jamur tiram yang digelar Koperasi Krama Bali (KKB), Sabtu (15/12). Pelatihan kulinari pembuatan olahan jamur tiram diharapkan selain memperkenalkan teknik pengolahan jamur tiram, diharapkan dapat menjadi alternatif krama Bali untuk membuka peluang usaha.
Owner Baliku Jamur usaha bergerak di kuliner jamur crispy, Made Dwi Antara Putra, S.T. mengatakan, peluang bisnis olahan jamur tiram masih bisa diisi krama Bali. Segmen pasar menengah ke bawah dengan harga yang lebih terjangkau, masih belum banyak digarap.
“Aneka olahan jamur tiram yang memiliki rasa seperti daging ayam ini, merupakan makanan yang menjangkau semua kalangan dan siapa saja bisa membuatnya. Cita rasa pun dapat menyesuaikan lidah semua masyarakat, karena menawarkan kreasi rasa,” katanya.
Aneka rasa yang bisa ditawarkan jamur tiram crispy antara lain rasa original, barbeque, keju, balado teriyaki, dan abon. Dari segi bisnis, prospek olahan jamur tiram sangat menjanjikan, terutama pangsa pasar anak muda.
Dari segi manfaat, jamur tiram baik bagi kesehatan karena kandungan gizi mencukupi, nonkolesterol, kandungan protein nabati tinggi dan cocok bagi kalanga vegetarian.
“Melalui cooking class kerja sama KKB ini kami ingin memperkenalkan apa itu jamur tiram, bagaimana cara dasar budi daya, pengolahan, dan peluang usahanya,” ujarnya.
Lanjut Dwi mengakui, peluang bisnis jamur tiram masih terbuka lebar di Bali. Peluang ini bisa diisi krama Bali, terutama pasar menengah ke bawah dengan harga terjangkau.
Apalagi pembuatan jamur tiram bisa dilakukan dengan peralatan yang ada di rumah dan bahan baku mudah ditemukan di pasaran. Dengan harga jual berkisar Rp 6 ribu-Rp 8 ribu bisa mendatangkan laba rata-rata Rp 1,2 juta per bulan atau rata-rata omzet Rp 6 juta per bulan.
Manajer KSP KKB Denpasar, Gede Dana Pramitha mengatakan, banyak peluang usaha yang belum dilirik masyarakat. Karenanya ia mengharapkan, krama setidaknya bisa termotivasi untuk berwirausaha mandiri, sekaligus dapat mengembangkan hobi masak.
“Melalui pelatihan pengolahan jamur tiram, kami harapkan bisa membangkitkan jiwa kewirausahaan. Termasuk pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga,” katanya. Hal serupa dikatakan owner Oka Jamur, I Made Oka Widnya, pelaku usaha pembudidaya jamur tiram.
“Pasokan jamur tiran untuk Bali sangat kurang, sehingga masih didatangkan dari luar Bali. Peluang budi daya jamur tiram ini perlu diisi karma Bali, khususnya kalangan pemuda,” katanya. Teknik budi daya jamur tiram, imbuhnya, tidaklah susah. Pasar terbuka sangat lebar, karena Bali kekurangan jamur tiram. *dik
Geliatkan Kondisi Perekonomian KKB Gelar Pelatihan Bakso dan Soto Ayam
Denpasar (BisnisBali) – Koperasi
Krama Bali (KKB), Sabtu (3/7) lalu, kembali menggelar kursus singkat
sektor informal pembuatan bakso dan soto ayam. Melalui pelatihan ini,
diharapkan mampu menggeliatkan kembali kondisi perekonomian masyarakat,
khususnya di sektor UMKM.
Manajer KKB Denpasar, I Gede Dana Pramitha, S.E.,
di sela-sela pelatihan yang diadakan di warung Veteran mengatakan,
banyak sektor-sektor ekonomi belum begitu diminati masyarakat selama
ini. Padahal, dari segi bisnis masih terbuka peluang menjanjikan.
Menu bakso dan soto ayam pada pelatihan kali ini
contohnya. Diakui Dana Pramitha, kedua jenis makanan tadi merupakan
camilan favorit semua kalangan, dari anak-anak hingga orangtua.
Terbukti, usaha ini selalu ramai dicari masyarakat. Dari segi income juga menunjukkan tren yang menjanjikan dan mampu menggeliatkan kondisi perekonomian keluarga maupun masyarakat.
‘'Pelatihan membuat bakso dan soto ayam ini,
merupakan motivasi kepada masyarakat, masih ada peluang usaha yang
menjanjikan untuk ditekuni. Kendati skala kecil, setidaknya dapat
memberanikan diri krama untuk membuka peluang usaha dan menjaring tenaga kerja,” ujarnya.
Pelatihan sektor informal ini, imbuhnya,
merupakan program lanjutan. Ini sejalan dengan tujuan KKB untuk
menciptakan lapangan pekerjaan baru kepada krama Bali . Melalui
kesempatan ini diharapkan akan membuka wawasan masyarakat bahwa, banyak
peluang bisnis yang bisa dilakoni asalkan dilakukan dengan tekun dan
dilandasi kesungguhan.
Terkait persaingan usaha makanan yang ketat, Dana Pramitha menjelaskan, kunci sukses usaha makanan ada pada masing-masing individu bagaimana mengelola manajemen bisnis. Dalam memulai berwirausaha tidak bisa langsung mengharapkan mendapatkan omzet besar, perlu adanya tahapan, pengalaman dengan melihat kondisi pasar.
Terkait persaingan usaha makanan yang ketat, Dana Pramitha menjelaskan, kunci sukses usaha makanan ada pada masing-masing individu bagaimana mengelola manajemen bisnis. Dalam memulai berwirausaha tidak bisa langsung mengharapkan mendapatkan omzet besar, perlu adanya tahapan, pengalaman dengan melihat kondisi pasar.
‘'Tak kalah penting dalam bisnis makanan jangan
melupakan unsur kesehatan, higienitas, bagaimana meramu makanan yang
baik dan tak mudah menyerah,” sarannya.
Pelatihan membuat bakso dan soto ayam kali ini
dilatih oleh instruktur yang sudah berpengalaman membuat bakso ayam
yaitu Sukarma. Adapun pelatihan yang diberikan meliputi cara pembuatan
dan pengolahan bakso ayam dan soto ayam.
Hingga acara selesai dilakukan, seluruh peserta antusias mengikuti setiap praktik dan arahan yang diberikan. *dik
Bank Bukopin Sepakati Rencana |
Kerja Sama dengan Koperasi Krama Bali |
Denpasar (Bali Post) -
Guna mengangkat pengusaha kecil dan menengah di Bali agar lebih berkembang, diperlukan campur tangan lembaga keuangan dari perbankan. Untuk itu, Bank Bukopin siap membuka akses seluas-luasnya kepada mereka. ''Kami selain membuka akses ke pengusaha kecil dan menengah, juga ingin Bank Bukopin menjadi bank transaksi di daerah ini,'' ujar Pemimpin Cabang Bank Bukopin, Jeffri Z.C. Nelwan, usai acara simakrama di Gedung Pers Bali K. Nadha, Senin (2/4) kemarin. Pemimpin Cabang Bank Bukopin beserta staf diterima langsung Pimpinan Kelompok Media Bali Post, Satria Naradha. Pada pertemuan tersebut, disepakati ada rencana beberapa program kerja sama antara Bank Bukopin dengan Koperasi Krama Bali (KKB) dan koran Bisnis Bali (Kelompok Media Bali Post). Rencana kerja sama ini nantinya akan didukung Kelompok Media Bali Post, baik dari segi periklanannya maupun yang lainnya. Jeffri yang baru seminggu bertugas di Denpasar menyambut baik rencana kerja sama tersebut. ''Kami punya keyakinan rencana kerja sama ini, akan memberikan kebaikan bukan hanya kepada Bank Bukopin, Koperasi Krama Bali, melainkan juga masyarakat Bali,'' katanya. Ia menambahkan, masyarakat sebenarnya tidak sulit untuk mendapatkan layanan dari Bank Bukopin. Meski outlet-nya belum banyak, tetapi yang ada sekarang semua tempatnya strategis sehingga memudahkan masyarakat melakukan transaksi. Pada kesempatan itu, Jeffri juga menjelaskan, pada 1 April 2012, diluncurkan program Tabungan SiAga Bukopin berhadiah BMW 320i dan Honda Scoopy. Periode program mulai 1 April sampai 30 November 2012, Bank Bukopin setiap bulannya memberikan hadiah 1 mobil BMW 320i dan 42 motor Honda Scoopy kepada nasabah pemegang tabungan SiAga melalui mekanisme undian. Program ini dibagi dua kategori undian. Pertama, Undian BMW 320i dapat diikuti seluruh nasabah Tabungan SiAga Bukopin, Tabungan Siaga Bukopin Kerjasama, Tabungan SiAga Bukopin Bisnis Perorangan, Tabungan SiAga Bukopin Premium, dan Tabungan Rencana Bukopin. Kedua, hadiah Honda Scoopy diperuntukan bagi nasabah yang memiliki salah satu produk Tabungan SiAga Bukopin. Nasabah yang berpeluang, memiliki saldo harian Rp 5 juta akan mendapatkan satu poin. Minimal poin yang diikutsertakan 10 poin. Jadi rata-rata saldonya Rp 50 juta. (kmb |
DETAIL THESIS
PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KINERJA KARYAWAN KOPERASI KRAMA BALI
Oleh : GEDE DANA PRAMITHA | -
Bidang Ilmu : Managemen | Tahun Penelitian : 2012
ABSTRAK
Masalah yang sering dihadapi oleh perusahaan
berkaitan dengan sumber daya manusia adalah mempertahankan sumber daya
potensial agar tetap memiliki komitmen dan kinerja yang meningkat.
Fenomena yang sering terjadi dalam kinerja suatu perusahaan yang telah
demikian bagus dapat dirusak, baik secara langsung maupun tidak langsung
dipengaruhi oleh tingkat kepuasan kerja karyawan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja
terhadap komitmen organisasional dan kinerja karyawan. Sampel yang
digunakan sebanyak 129 responden karyawan Koperasi Krama Bali.
Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa kepuasan kerja berpengaruh
positif terhadap komitmen organisasional, yang berarti semakin tinggi
tingkat kepuasan kerja maka komitmen organisasional semakin meningkat.
Komitmen organisasional terbukti berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap kinerja, bahwa semakin tinggi komitmen
organisasional karyawan semakin motivasinya untuk meningkatkan kinerja,
namun hal ini tidak terjadi secara nyata. Kepuasan kerja terbukti
berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, yang berarti semakin
tinggi kepuasan kerja karyawan maka semakin termotivasi pula karyawan
meningkatkan kinerjanya.
Untuk meningkatkan komitmen organisasional dan kinerja karyawan,
implikasi yang dapat dilakukan Koperasi Krama Bali adalah meningkatkan
kepuasan kerja karyawan.
Kata Kunci: Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional, Kinerja Karyawan
Karakter building bersama PNM
*Dari ’’Cooking Class” KKB Terbuka, Peluang Bisnis Pizza
Denpasar (Bisnis Bali) -
Peluang bisnis pizza masih terbuka di Bali, terutama menyasar
segmen pasar menengah ke bawah.
Menawarkan cita rasa dan kualitas yang tak kalah
dengan perusahan pizza ternama, krama Bali mampu membuka usaha pizza
dengan harga yang lebih terjangkau.
Hal itu terungkap pada cooking class pembuatan pizza yang digelar Koperasi Krama Bali (KKB) bekerja sama dengan Pizza Hot di Denpasar, Sabtu (20/10) lalu.
Pelatihan kulinar pembuatan pizza tersebut, selain memperkenalkan teknik pengolahan pizza, diharapkan dapat menjadi alternatif krama Bali untuk membuka peluang usaha.
Owner Pizza Hot, Wayan Mediawan mengatakan, peluang bisnis pizza masih bisa diisi krama Bali. Segmen pasar menengah ke bawah dengan harga yang lebih terjangkau, masih belum banyak digarap usaha pizza ternama.
Manajer dan chef pelatihan Ferry W. mengatakan, masyarakat Bali masih menganggap pizza sebagai makanan yang bernilai jual mahal dan hanya dinikmati dari kalangan menengah ke atas.
Padahal pizza merupakan makanan yang menjangkau semua kalangan dan siapa saja bisa membuatnya. Cita rasa dan isian yang disajikan pun dapat menyesuaikan lidah semua masyarakat. Seperti rasa sate ayam maupun lada hitam (black pepper), selain cita rasa yang lumrah di pizza.
“Melalui cooking class pembuatan pizza kerja sama KKB dengan Pizza Hot inilah, kami ingin memperkenalkan apa itu pizza, bagaimana cara dasar membuatnya, pengenalan alat, dan peluang usahanya. Termasuk membuat pizza yang mengarah ke pasar segmen menengah ke bawah,” katanya.
Pelatihan pembuatan pizza yang diajarkan kali ini, mengarah ke teknik kombinasi antara pizza ala Amerika dengan Italia. Bagaimana membuat pizza yang bertekstur lembut dan tebal yang disukai pasar.
Lanjut Ferry mengakui, peluang bisnis pizza masih terbuka lebar di Bali. Peluang ini bisa diisi krama Bali terutama pasar menengah ke bawah dengan harga terjangkau. Apalagi pembuatan pizza bisa dilakukan dengan peralatan yang ada di rumah dan bahan baku mudah ditemukan di pasaran.
Manajer KSP KKB Denpasar, Gede Dana Pramitha mengatakan, banyak peluang usaha yang belum dilirik masyarakat. Karenanya ia mengharapkan, krama setidaknya bisa termotivasi untuk berwirausaha mandiri sekaligus dapat mengembangkan hobi masak.
“Melalui pelatihan pembuatan pizza, kami harapkan bisa membangkitkan jiwa kewirausahaan. Termasuk pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga,” katanya.
Melalui pelatihan pembuatan pizza ini diharapkan pula bisa menambah pengetahuan masyarakat khususnya pada proses pembuatan, bahan baku, alat, teknik pengemasan, penyajian produk makanan yang lebih baik lagi.
Sesuai visi dan misi KKB yang ingin mewujudkan ekonomi dan sosial budaya krama Bali yang tangguh. Terciptanya lapangan kerja dan peluang usaha baru di usaha makanan. *dik
KKB Gelar
Kursus
Singkat
Pelatihan kulinar pembuatan pizza tersebut, selain memperkenalkan teknik pengolahan pizza, diharapkan dapat menjadi alternatif krama Bali untuk membuka peluang usaha.
Owner Pizza Hot, Wayan Mediawan mengatakan, peluang bisnis pizza masih bisa diisi krama Bali. Segmen pasar menengah ke bawah dengan harga yang lebih terjangkau, masih belum banyak digarap usaha pizza ternama.
Manajer dan chef pelatihan Ferry W. mengatakan, masyarakat Bali masih menganggap pizza sebagai makanan yang bernilai jual mahal dan hanya dinikmati dari kalangan menengah ke atas.
Padahal pizza merupakan makanan yang menjangkau semua kalangan dan siapa saja bisa membuatnya. Cita rasa dan isian yang disajikan pun dapat menyesuaikan lidah semua masyarakat. Seperti rasa sate ayam maupun lada hitam (black pepper), selain cita rasa yang lumrah di pizza.
“Melalui cooking class pembuatan pizza kerja sama KKB dengan Pizza Hot inilah, kami ingin memperkenalkan apa itu pizza, bagaimana cara dasar membuatnya, pengenalan alat, dan peluang usahanya. Termasuk membuat pizza yang mengarah ke pasar segmen menengah ke bawah,” katanya.
Pelatihan pembuatan pizza yang diajarkan kali ini, mengarah ke teknik kombinasi antara pizza ala Amerika dengan Italia. Bagaimana membuat pizza yang bertekstur lembut dan tebal yang disukai pasar.
Lanjut Ferry mengakui, peluang bisnis pizza masih terbuka lebar di Bali. Peluang ini bisa diisi krama Bali terutama pasar menengah ke bawah dengan harga terjangkau. Apalagi pembuatan pizza bisa dilakukan dengan peralatan yang ada di rumah dan bahan baku mudah ditemukan di pasaran.
Manajer KSP KKB Denpasar, Gede Dana Pramitha mengatakan, banyak peluang usaha yang belum dilirik masyarakat. Karenanya ia mengharapkan, krama setidaknya bisa termotivasi untuk berwirausaha mandiri sekaligus dapat mengembangkan hobi masak.
“Melalui pelatihan pembuatan pizza, kami harapkan bisa membangkitkan jiwa kewirausahaan. Termasuk pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga,” katanya.
Melalui pelatihan pembuatan pizza ini diharapkan pula bisa menambah pengetahuan masyarakat khususnya pada proses pembuatan, bahan baku, alat, teknik pengemasan, penyajian produk makanan yang lebih baik lagi.
Sesuai visi dan misi KKB yang ingin mewujudkan ekonomi dan sosial budaya krama Bali yang tangguh. Terciptanya lapangan kerja dan peluang usaha baru di usaha makanan. *dik
KOPERASI
Krama Bali (KKB)
mengadakan kursus
singkat membuat
siomay dan
jasa servis
kompor gas, di
Warung Nyoman,
Jalan Tantular,
Sabtu (15/9)
kemarin. Manajer
KKB Denpasar, I
Gede Dana Pramitha, S.E.,
mengatakan KKB
berkeinginan untuk
menggugah
masyarakat untuk
selalu berusaha.
Selama
ini, kegiatan
yang dilakukan KKB
untuk
meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan
diakuinya memang
agak vakum.
''Dengan
diadakannya
kegiatan kali ini,
diharapkan dapat
membuka lapangan
pekerjaan yang
menjanjikan bagi
masyarakat,''
ujarnya.
Dipilihnya
menu siomay ini,
dikatakan Dana,
karena selama
ini siomay
merupakan makanan
yang sudah
poluler di Bali
namun jarang
dijual oleh
masyarakat Bali.
''Kami
ingin krama
Bali
juga bisa
ikut membaca
peluang usaha
ini,'' ucapnya.
Dengan adanya
pelatihan yang
dilaksanakan di
warung milik
Ni Ketut Suarni
dan Wayan
Sutarjana ini,
diharapkan dapat
menggugah
masyarakat untuk
menciptakan
peluang usaha
dan diharapkan
mampu menyerap
tenaga kerja
lebih banyak.
Sedangkan
kursus jasa
servis kompor
gas, menurut Dana,
memang tidak
dapat dipisahkan
dari peranan
masak-memasak.
Terkadang
karena
ketidaktahuan masayarakat
awam terhadap
permasalahan
kompor gas, banyak
masyarakat ditipu.
(can)
Koperasi Krama Bali harus Didukung
Denpasar
(Bali Post) -
Kehadiran Koperasi Krama Bali dinilai bukan saja akan membantu perekonomian masyarakat terutama mereka yang berasal dari golongan ekonomi lemah juga sekaligus mengangkat kearifan lokal. Untuk itu Koperasi Krama Bali harus didukung secara bersama sehingga bisa langsung menyentuh ke lapisan terbawah (grass root).
Kehadiran Koperasi Krama Bali dinilai bukan saja akan membantu perekonomian masyarakat terutama mereka yang berasal dari golongan ekonomi lemah juga sekaligus mengangkat kearifan lokal. Untuk itu Koperasi Krama Bali harus didukung secara bersama sehingga bisa langsung menyentuh ke lapisan terbawah (grass root).
Demikian
disampaikan AAG
Agung yang
juga
kandidat Bupati
Badung
saat mendaftar
sebagai
anggota Koperasi
Krama Bali,
Rabu (25/5)
kemarin
di Gedung
Pers Bali K.
Nadha.
Selain
Agung,
juga turut
mendaftar Tim
Sukses KKBB (Koalisi
Karya
Badung Bersatu) yang
diketuai Made
Sudiana, S.H.
Rombongan
Agung
saat mendaftar
diterima
langsung
Ketua
Koperasi Krama Bali
Satria
Naradha.
Gde
Agung
mengatakan, Koperasi
Krama Bali
memiliki
karakteristik
tersendiri
karena
menyertakan muatan
lokal.
Karena
itu, ke
depan
Koperasi Krama Bali
akan
memberi
peran sangat
besar
dalam pembangunan
Bali, bukan
saja
dari segi
ekonomi
juga pelestarian
budaya.
Sebab,
Koperasi
Krama Bali
ini
berkaitan dengan
budaya
lokal. ''Dengan
dikelola
secara
profesional maka
Koperasi
Krama Bali
saya
yakini akan
mampu
menjadi pilar
ekonomi
krama
Bali,'' jelasnya.
Dijelaskan,
saat
ini masyarakat
pedesaan
khususnya
petani
sangat sulit
mendapatkan
dukungan modal
usaha
untuk kegiatan
bertani.
''Sebagai
notaris,
saya
sering melihat
kendala
utama petani
adalah modal,''
jelasnya.
Petani
yang sulit
mendapatkan modal
dari bank,
terpaksa
secara
kolektif mengumpulkan
sertifikat
tanah
mereka untuk
dijadikan
jaminan.
Kini
dengan
hadirnya Koperasi
Krama Bali,
diharapkan
petani
bisa lebih
lancar
dalam mendapatkan
modal untuk
kegiatan
usaha
taninya.
Agung
menambahkan
di
sejumlah subak,
juga
terbentuk koperasi.
Nantinya
diharapkan
ada
sinergi koperasi
subak
ini dengan
Koperasi
Krama Bali,
sehingga
lebih
memudahkan petani
dalam
melakukan akses
usahanya.
Hal senada
juga
disampaikan Gusti
Rai
Putrayasa yang juga
pengelola
pasar
di Kerobokan.
Dia
mengatakan Koperasi
Krama Bali
ini
akan
sangat
membantu pengusaha
kecil
terutama pedagang
dalam
mendapatkan modal usaha.
Karena
itu, Putrayasa yang
juga
menjadi salah
satu
tim AAG Agung
selain
memberikan dukungan
terhadap
Koperasi
Krama Bali,
juga
akan mengajak 300
pedagang
di
pasar yang dikelolanya
untuk
bergabung menjadi
anggota.
Tokoh
Kuta
Selatan, Drs. K. Suiasa
yang hadir
juga
mengatakan
akan
mengajak
rekan-rekannya
untuk
memberi dukungan.
''Kami
sangat
respek dengan
Koperasi
Krama Bali yang
akan
banyak membantu
pengusaha
kecil
lokal,'' jelasnya
usai
mendaftar bersama
sejumlah
rekannya.
(031)
Temu Usaha Service Excelent
Bantu
gakin di kintamani
PT
POS dan KKB GELAR PASAR MURAH
Masyarakat
Dusun Kayu Selem Desa Songan, Kintamani yang selama ini hidup di bawah garis
kemiskinan, senin (3/9) kemarin menyerbu lokasi pasar murah yang di gelar oleh
KSU Koperasi Krama Bali (KKB) bekerjasama dengan PT Pos Indonesia (Persero).
Pasar Murah yang dilaksanakan di depan SDN 2 songan itu sejak pagi telah
dipadati warga.
Berbagai
kebutuhan sehari-hari meliputi 2ton beras, 1ton gula pasir dan berbagai
kebutuhan lainnya di serbu warga. Mereka yang selama in jauh dari perdagangan,
tidak menyianyiakan kesempatan itu.
Dirut
PT Pos Indonesia Dr. I Ketut Marjana datang langsung meninjau pelaksanaan pasar
murah sebagai bentuk kepedulian masyarakat Bangli itu. Dr. I Ketut Marjana
mengatakan, kegiatan peduli sosial ini terwujud karena kinerja PT POS Indonesia
mampu mengumpulkan laba, sehingga kegiatan semacam ini akan terus ditingkatkan
pada tahun mendatang. Karena PT POS Indonesia sejatinya siap melayani
masyarakat hingga pelosok desa.
Kepala
Br. Dinas Kayu Selem Nengah Distrik mengharapkan kegiatan semacam ini lebih
sering dilaksanakan. Karena selama ini masyarakat dalam membeli kebutuhan
sehari-hari harus mengeluarkan biaya besar dan menempuh perjalanan jauh. Ia
juga berharap pemerintah membangun pasar banjar di Kayu Selem, sehingga warga
mudah membeli kebutuhan sehari-hari seperti sembako.
Temu Usaha bersama JAMKRIDA dan Bank BPD Bali
KKB Gelar Pelatihan Tukang CukurDenpasar (Bali Post) -
Sektor informal yang memiliki potensi cukup besar, belum digarap maksimal oleh krama Bali. Salah satunya yakni usaha tukang cukur. Untuk membuka mata krama Bali tehadap peluang tersebut, Koperasi Krama Bali (KKB) bekerja sama dengan Jegbagus Balinese Barber Shop menggelar pelatihan sehari menjadi tukang cukur profesional di arel Warung 63 Denpasar, Sabtu (14/1) kemarin.
Owner Jegbagus Balinese Barber Shop, A.A. Agus Bayu Iswara, mengatakan pelatihan sehari ini diharapkan mampu membuka cakrawala berpikir krama Bali terhadap tukang cukur. Menurutnya. masih minim krama Bali yang menggeluti usaha tukang cukur. Buktinya ketika hari Lebaran tiba, banyak tukang cukur yang tutup karena mudik ke kampung halamannya. Ditambahkan, usaha tukang cukur juga prospektif karena pemakai jasa ini berasal dari semua kalangan usia dan terus dibutuhkan konsumen. Peluang ini harus dijaring oleh krama Bali agar tidak hanya menjadi penonton. ''Melalui pelatihan ini, kami berharap krama Bali mau mengambil peluang tersebut dengan berbagai persiapan yang matang,'' ujarnya.
Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar seorang tukang cukur atau seseorang yang berkeinginan membuka barber shop mampu eksis yakni memberikan pelayanan yang prima, mempunyai ciri khas baik dari segi pelayanan maupun dekorasi tempat, gencar melakukan promosi, mengedepankan pola komunikasi yang hangat serta tetap gigih dan tidak mudah putus asa.
Sementara itu, koordinator pelatihan dan pengembangan SDM Koperasi Krama Bali (KKB) Denpasar, Gede Dana, mengatakan, ke depan pihaknya akan bekerja sama dengan sejumlah investor mendirikan outlet-outlet barber shop krama Bali atau semacam semi-franchise. Dikatakan outlet barber shop krama Bali ini akan dirancang sesuia dengan keunikan karakter budaya Bali agar mencerminkan spirit krama Bali. ''Peluang ini harus digarap oleh orang lokal karena pasar dari barber shop cukup luas,'' katanya.
Dikatakan selama ini mungkin masih ada kendala tempat dan modal bagi karma Bali yang ingin membuka usaha barber shop. ''Keterbatasan modal dan tempat semestinya tidak menjadi halangna selama ada komitmen untuk berusaha. Untuk itu KKB siap membantu,''tandasnya.
Pelatihan tukang cukur sehari ini disambut antusias puluhan peserta. Salah satu peserta pelatihan, Made Brata. Ia mengatakan pelatihan ini sangat berguna memberi informasi pada krama Bali tehadap usaha yang prospektif tetapi belum dilirik. ''Saya berharap pelatihan seperti ini terus digelar sehingga krama Bali mampu menangkap peluang sebagai tukang cukur agar tidak direbut orang luar. Saya juga tidak mau kalah, seusai pelatihan ini saya akan bersiap-siap menjadi tukang cukur,'' ujar guru SDN 2 Bajra ini. (wid)
Penganugerahan Hari Koperasi Pegiat di Bali Berkomitmen Berdayakan Masyarakat
Jakarta (Bisnis Bali) - Sejumlah
pejabat, tokoh, dan pegiat koperasi di Bali memperoleh penghargaan yang
diserahkan pada puncak peringatan Hari Koperasi ke-64 di Istora
Senayan, Jakarta , Selasa (12/7) lalu. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
langsung menyerahkan penghargaan tersebut. Presiden Yudhoyono mengucapkan selamat atas penghargaan tersebut. Ia berharap para penerima penghargaan bisa meningkatkan kinerja, khususnya dalam mengembangkan koperasi di Indonesia .
Para penerima anugerah menyatakan komitmennya untuk memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat di Bali melalui koperasi. Sejumlah tokoh yang mendapat penghargaan antara lain Wali Kota Denpasar IB Rai D. Mantra (Penghargaan Satya Lencana Pembangunan), Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Penghargaan Satya Lencana Wira Karya Bidang Koperasi), Ketua Koperasi Krama Bali (KKB) Satria Naradha (Penghargaan Bhakti Koperasi dan UKM).
Peraih penghargaan lainnya yaitu Ketua KSP Tridharma Artha I Komang Koheri (Penghargaan Bhakti Koperasi dan UKM), Ketua Dewan Koperasi Wilayah Bali I Dewa Badera (Penghargaan Satya Lencana Wira Karya Bidang Koperasi).
Pemerintah juga memberi penghargaan kepada koperasi yang dinilai berprestasi antara lain KUD Surya Mertha, Jembrana yang diterima I Made Sudiana, Koperasi Warga Semen Gresik yang diterima I Ketut Arsha dan sejumlah koperasi berprestasi lainnya.
Selain itu, pemerintah juga memberikan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada 10 pihak yang dinilai layak mendapatkan bantuan.
Salah satu penerima KUR adalah pengusaha warabala asal Bali yang sukses mengembangkan usaha burgernya di Jakarta , Made Ngurah Bagiana. Pengusaha burger yang menggunakan merek Edam itu memperoleh kucuran kredit senilai Rp 900 juta dari Kementerian Koperasi dan UKM.
Wali Kota Denpasar IB Rai D. Mantra mengatakan, penghargaan yang diberikan merupakan buah dari komitmen Pemkot Denpasar untuk memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat melalui wadah koperasi. ''Penghargaan ini karena kami memiliki Manggala Karya Bhakti Gerakan Koperasi,'' kata Rai Mantra.
Koperasi yang mulai digalakkan sejak 2007 di wilayahnya itu kini sudah berkembang pesat. Sebanyak 870 anggota tergabung dalam koperasi yang dikelola Pemkot Denpasar ini dan 60 persen di antaranya dalam kondisi berjalan baik.
Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan, koperasi yang dibina pemerintahannya berjumlah 1.000 unit. Dari jumlah itu 96 persennya dalam kondisi sehat. ''Hal yang menonjol dari gerakan koperasi yang kami lakukan adalah kredit tanpa agunan,'' ujarnya.
Tiap tahun, pihaknya mengucurkan dana untuk anggota minimal Rp 2,5 milyar. Dari jumlah itu, Rp 500 juta diambil dari dana APBD, dan Rp 2 milyar diambil dari bank-bank pendamping. ''Kami menggalang koperasi ini sejak 2009 dan kami bekerja sama dengan bank,'' kata Tjok Ace.
I Komang Koheri mengatakan, KSP Tridharma Artha yang dibinanya sejak enam tahun lalu itu kini berkembang di wilayah Lampung. Meski berada di luar Bali , anggota DPRD Lampung ini menegaskan komitmennya untuk menyejahterakan masyarakat Bali di Propinsi Lampung melalui koperasi yang dibinanya.
Komang Koheri yang mengaku lahir dan besar di Lampung menjelaskan, koperasinya kini telah berkembang dengan jumlah anggota 2 ribu orang. Anggota koperasinya bukan hanya berasal dari komunitas warga Bali di Lampung, tetapi juga masyarakat umum di sekitarnya. Kini koperasinya memiliki aset Rp 20 milyar. *kmb
Penerima Penghargaan dari Bali
• Satya Lancana Pembangunan: Ida Bagus Rai Dharmawijaya (Wali Kota Denpasar).
• Satyalacana Wirakrama: Dr. I Dewa Nyoman Badera, S.E. M.Si. (Dekopin Propinsi Bali ).
• Bakti Koperasi :
1. H. Sutrisna, S.H. (Kopti Makmur Denpasar).
2. Drs. I Dewa Putu Suwija (Dana Rahayu Denpasar).
3. Drs. I Nyoman Suyastra (KSP Guna Primadana).
4. I Made Suderisma, S.E. (KUD Payangan).
5. Drs. ABG Satria Naradha (KKB dan Pimpinan Bali Post).
6. Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, S.E. (Bupati Gianyar).
7. Drs. Putu Bagiada, M.M. (Bupati Buleleng).
PENGHARGAAN - Wali Kota Denpasar I.B. Rai D. Mantra (tengah), Bupati Gianyar Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (kiri) dan Ketua KKB Satria Naradha usai menerima penghargaan bidang perkoperasian yang diserahkan Presiden Yudhoyono
KKB Ciptakan
Sejarah
Baru Perkoperasian
Berikut laporan BisnisBali .
DATA Dinas Koperasi dan UKM Bali tahun 2008, jumlah koperasi sekitar 3.504 unit atau naik 8,42 persen dari tahun 2007 yang mencapai 3.232 unit. Jumlah koperasi yang tak aktif mencapai 256 buah.
Pengawas Koperasi Krama Bali (KKB) IB Teddy Prianthara, S.E., Ak., M.Si. dalam diskusi strategi bisnis jitu menghindari kebangkrutan koperasi di Gedung PWI Sabtu (4/7)) lalu mengungkapkan, virus yang dapat membangkrutkan koperasi secara internal meliputi problem manajemen, buruknya kontrol keuangan, kelemahan operasional, masalah sumber daya manusia, dan pembiayaan utang yang berlebihan.
Masalah manajemen seperti penundaan, keangkuhan, ketidakmampuan manajer, menolak perubahan, rendahnya kualitas karyawan dan penyimpangan internal kontrol.
Teddy yang tampil sebagai pembicara bersama Kepala Dinas Koperasi dan UKM Bali I Wayan Suasta, S.H., M.H. menambahkan, virus eksternal yang bisa membangkrutkan koperasi meliputi campur tangan pemerintah, krisis ekonomi, kekacauan politik, pesaing usaha yang lebih efisien, perubahan perilaku konsumen, perkembangan teknologi dan bencana alam.
Agar bisa lepas dari virus internal dan eksternal, koperasi harus dikelola secara profesional, SDM dan teknologi koperasi harus terus ditingkatkan, efisiensi dan pelayanan juga harus ditingkatkan sehingga bisa mengantisipasi perkembangan pesaing. Pengawas internal juga harus berjalan secara optimal.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Bali I Wayan Suasta, S.H., M.H. menilai, koperasi sebagai lembaga yang tak mudah bangkrut. Hal itu telah dibuktikan di saat krisis ekonomi mengancam perekonomian nasional tahun 1997/1998. Gerakan koperasi bukannya bangkut namun makin berkembang baik dari segi jumlah maupun volume usaha. Ia yakin bila koperasi dijalankan sesuai dengan jati dirinya maka akan terus berkembang dengan baik.
Biasanya kemunduran koperasi lebih disebabkan terjadinya deviasi antara koperasi dan anggotanya. Ia mencontohkan usaha yang dijalankan koperasi tidak sejalan dengan kebutuhan anggota lambat laun akan mendatangkan kemunduran bagi koperasi.
Menurutnya, Pemprop Bali memiliki komitmen yang sangat tinggi dalam memberdayakan sektor koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah. Belum lama ini Pemprop Bali menelorkan program kredit penguatan modal tanpa agunan untuk koperasi dan UMKM.
Melalui program ini koperasi dibantu permodalannya hingga Rp 100 juta dengan bunga 6 persen per tahun. Selain itu pemprop juga aktif menggelar pelatihan atau diklat untuk meningkatkan SDM koperasi. Sementara pemerintah pusat juga membantu koperasi melalui dana bergulir, KUR, dan yang lainnya. *bia
Kursus singkat yang diadakan di wantilan Gedung Pers K. Nadha tersebut, diharapkan dapat memotivasi masyarakat Bali untuk memiliki jiwa wirausaha.
Kursus singkat di Denpasar kali ini mengajarkan membuat kue karamel, bolu, nastar dan kue mangkok ketela ungu.
Sebelumnya KKB telah melakukan pelatihan manajemen usaha kecil dan sektor informal dengan tema yang sama di Negara, Klungkung, Bangli dan Kintamani.
Manajer KKB Denpasar, I Gede Dana Pramitha, S.E. mengatakan, melalui kursus singkat membuat kue basah dan kering diharapkan makin banyak krama Bali yang bermunculan sebagai wirausaha-wirausaha sejati dan mandiri.
Bentuk wirausaha masyarakat secara mandiri ini, secara tidak langsung dapat menumbuhkan perekonomian Bali ke depannya.
“Terutama dalam usaha pembuatan kue basah dan kering. Sebab, margin keuntungan yang bisa diperoleh dari bisnis kue sangat besar dan menjanjikan yaitu, berkisar 50-70 persen,” ucapnya.
Menjanjikannya bisnis kue tradisional tersebut, menurut Gede Dana, bisa dilihat dari maraknya usaha sejenis bermunculan di masyarakat. Animo masyarakat mengkonsumsi aneka jenis kue tradisional ini pun bisa dikatakan tinggi tiap harinya.
Khususnya, untuk memenuhi permintaan masyarakat pada momen upacara keagamaan dan adat di Bali yang tergolong tinggi.
Bercermin pada hal tersebut, tambahnya, bagi krama Bali yang serius menekui usaha pembuatan kue basah dan kering ini, selain bisa membuka kesempatan kerja, mereka bisa pula mendapatkan income yang relatif besar serta bisa menjadikannya usaha ini sebagai pekerjaan pokok.
Hal serupa dikatakan Yoneta, instruktur kursus yang telah sukses berbisnis jasa boga di Klungkung. Menurutnya, penganan kue tradisional yang diolah dengan serius dan mendapat sentuhan manajemen yang baik, dapat dipastikan menjadi bisnis yang potensial.
Tidak terkecuali bisnis kue basah dan kering yang merupakan usaha menjanjikan bagi kalangan usaha kecil dan menengah (UKM).
Ia menambahkan, apabila kuliner ini dikembangkan berarti juga kebangkitan usaha mikro. Selain bisa memperkaya menu kue di keluarga, pihaknya yakin kemampuan ini juga bisa menambah penghasilan keluarga apabila mau mengembangkan.
“Saya sangat senang, ternyata krama Bali begitu antusias mengikuti kursus singkat yang diselenggarakan KKB,” paparnya. *dik
Pra-RAT KKB Denpasar ...
Kesolidan Tim, Modal Kemajuan KKB
Denpasar
(Bali Post) -
Koperasi Krama Bali (KKB) telah menciptakan sejarah baru dalam dunia perkoperasian. Dalam usianya tujuh bulan pada akhir Desember 2005, koperasi ini telah memiliki anggota 7.189 orang. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Bali Ida Bagus Ketut Alit, Sabtu (25/3).
Koperasi Krama Bali (KKB) telah menciptakan sejarah baru dalam dunia perkoperasian. Dalam usianya tujuh bulan pada akhir Desember 2005, koperasi ini telah memiliki anggota 7.189 orang. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Koperasi dan UKM Bali Ida Bagus Ketut Alit, Sabtu (25/3).
''Tidak
ada koperasi yang
mendapat
sambutan
luar
biasa seperti
ini. Di
tengah
keterpurukan citra
koperasi, KKB
mampu
menumbukan kepercayaan
masyarakat Bali
untuk
berkoperasi,'' tegasnya
pada RAT
Koperasi
Serba
Usaha Krama Bali
di
Gedung Pers Bali
Ketut
Nadha.
Ia
juga
menegaskan, prestasi
lain KKB adalah
dana yang
berhasil
dikumpulkan
dalam
usia belia
ini
mencapai Rp 5,1
milyar. Dana
itu
berasal dari
simpanan
sukarela
anggota
Rp 754,2 juta
dan
sisanya simpanan
sukarela
berjangka.
Selain
sambutan
positif
dari masyarakat, KKB
juga
secara kontinu
memberikan
pelatihan
sektor informal
kepada
anggota dan
masyarakat.
Ini
menandakan KKB secara
konsisten
mewujudkan
apa yang
menjadi
visi dan
misi
dari koperasi
ini. ''Mudah-mudahan
hal ini
akan
menjadi tonggak
untuk
kebangkitan ekonomi
masyarakat Bali
secara
merata,'' kata IB
Alit yang menyatakan
juga
menjadi anggota KKB.
Namun
perlu
diingat, katanya, KKB
tidak
bisa jalan
sendiri.
Perlu
diimbangi dengan
dukungan
dan
rasa memiliki
dari
krama Bali. Dengan
demikian,
ke
depan KKB bisa
berfungsi
melayani
krama Bali
dalam
mewujudkan ketahanan
ekonomi
masyarakat Bali.
Dukungan
ini
bisa diwujudkan
dengan
menyimpan uang
di KKB,
memenuhi kebutuhan
sehari-hari
dengan
berbelanja di KKB,
serta
memfungsikan KKB sebagai
mitra
untuk kegiatan
ekonomi
lainnya.
Ketua
KKB Satria
Naradha
melaporkan tentang
kegiatan
usaha yang
telah
dilakukan. Usaha
itu
meliputi jasa
simpan
pinjam, kredit
bagi
hasil ternak,
kredit
pertanian, kredit
biaya
upacara, kredit
jasa
boga, kredit
elektronik
dan
handphone.
Setelah
dibacakan
laporan
keuangan oleh
Sekretaris KKB
Dewa
Gede Joni Astabrata
dan
Bendahara Ni Putu
Delly
Komalasari, RAT dilanjutkan
dengan
tanya jawab.
Terkait
keinginan
sejumlah
anggota
dari Gianyar
dan
Buleleng menyangkut
nasib
perajin, Satria
Naradha
menjelaskan, KKB mulai
merintis
Pasar
Oleh-Oleh Bali. Pasar
yang beralamat
di
Jalan Raya
Kuta 88
Tuban ini
nantinya
akan
menjembatani pemasaran
para
perajin. Tidak
saja
menyangkut tempat
pajang
produk, KKB juga
akan
mempromosikan ke
hotel-hotel dan
melalui website. ''Dengan
demikian
diharapkan
perajin
langsung bertemu
dengan
pembeli lewat KKB,
bukan
dengan para
calo
seperti sekarang
ini,''
jelasnya.
Pada
RAT yang dihadiri
anggota
dan perwakilan
anggota
dari seluruh
kabupaten/kota
di Bali,
mereka
menyatakan menerima
pertanggungjawaban
pengurus
dan
mendukung program kerja
KKB 2006. (019)
Kebangkrutan Mengintai Koperasi
Pertumbuhan
jumlah koperasi di Bali setelah era reformasi memang cukup fantastis.
Hanya pertumbuhan kuantitas yang tinggi tanpa dibarengi peningkatan
kualitas, lambat laun akan mendatangkan petaka bagi gerakan koperasi.
Kebangkrutan menghintai setiap saat. Lalu bagaimana caranya agar bisa
lepas dari kebangkrutan?Berikut laporan BisnisBali .
DATA Dinas Koperasi dan UKM Bali tahun 2008, jumlah koperasi sekitar 3.504 unit atau naik 8,42 persen dari tahun 2007 yang mencapai 3.232 unit. Jumlah koperasi yang tak aktif mencapai 256 buah.
Pengawas Koperasi Krama Bali (KKB) IB Teddy Prianthara, S.E., Ak., M.Si. dalam diskusi strategi bisnis jitu menghindari kebangkrutan koperasi di Gedung PWI Sabtu (4/7)) lalu mengungkapkan, virus yang dapat membangkrutkan koperasi secara internal meliputi problem manajemen, buruknya kontrol keuangan, kelemahan operasional, masalah sumber daya manusia, dan pembiayaan utang yang berlebihan.
Masalah manajemen seperti penundaan, keangkuhan, ketidakmampuan manajer, menolak perubahan, rendahnya kualitas karyawan dan penyimpangan internal kontrol.
Teddy yang tampil sebagai pembicara bersama Kepala Dinas Koperasi dan UKM Bali I Wayan Suasta, S.H., M.H. menambahkan, virus eksternal yang bisa membangkrutkan koperasi meliputi campur tangan pemerintah, krisis ekonomi, kekacauan politik, pesaing usaha yang lebih efisien, perubahan perilaku konsumen, perkembangan teknologi dan bencana alam.
Agar bisa lepas dari virus internal dan eksternal, koperasi harus dikelola secara profesional, SDM dan teknologi koperasi harus terus ditingkatkan, efisiensi dan pelayanan juga harus ditingkatkan sehingga bisa mengantisipasi perkembangan pesaing. Pengawas internal juga harus berjalan secara optimal.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Bali I Wayan Suasta, S.H., M.H. menilai, koperasi sebagai lembaga yang tak mudah bangkrut. Hal itu telah dibuktikan di saat krisis ekonomi mengancam perekonomian nasional tahun 1997/1998. Gerakan koperasi bukannya bangkut namun makin berkembang baik dari segi jumlah maupun volume usaha. Ia yakin bila koperasi dijalankan sesuai dengan jati dirinya maka akan terus berkembang dengan baik.
Biasanya kemunduran koperasi lebih disebabkan terjadinya deviasi antara koperasi dan anggotanya. Ia mencontohkan usaha yang dijalankan koperasi tidak sejalan dengan kebutuhan anggota lambat laun akan mendatangkan kemunduran bagi koperasi.
Menurutnya, Pemprop Bali memiliki komitmen yang sangat tinggi dalam memberdayakan sektor koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah. Belum lama ini Pemprop Bali menelorkan program kredit penguatan modal tanpa agunan untuk koperasi dan UMKM.
Melalui program ini koperasi dibantu permodalannya hingga Rp 100 juta dengan bunga 6 persen per tahun. Selain itu pemprop juga aktif menggelar pelatihan atau diklat untuk meningkatkan SDM koperasi. Sementara pemerintah pusat juga membantu koperasi melalui dana bergulir, KUR, dan yang lainnya. *bia
Situasi Sulit, KKB Tetap Eksis
Ajegkan Ekonomi Bali
Ajegkan Ekonomi Bali
Denpasar
(Bali Post) -
Di tengah situasi yang serba sulit saat ini, Koperasi Krama Bali (KKB) tetap eksis melakukan perbaikan dalam upaya memberdayakan krama Bali di bidang ekonomi. Perjuangan KKB merupakan salah satu cermin perjuangan dalam penguatan jati diri dan pembangunan fondasi ekonomi mewujudkan ajeg Bali.
Di tengah situasi yang serba sulit saat ini, Koperasi Krama Bali (KKB) tetap eksis melakukan perbaikan dalam upaya memberdayakan krama Bali di bidang ekonomi. Perjuangan KKB merupakan salah satu cermin perjuangan dalam penguatan jati diri dan pembangunan fondasi ekonomi mewujudkan ajeg Bali.
Demikian ditegaskan Ketua KKB Satria Naradha dalam
Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun 2007, yang digelar di Wantilan
Gedung Pers Bali K Nadha, Sabtu (22/3) kemarin.
Kata dia, dibentuknya KKB tiga tahun lalu,
didasarkan atas rasa jengah krama Bali untuk mampu berperan aktif
dalam membangkitkan perekonomian Bali. Atas dasar itu pula, kerja
keras dan komitmen menjadi modal dasar KKB untuk tetap berkomitmen
mewujudkan cita-cita tersebut.
Hadir dalam acara tersebut, pengurus, pengawas, dan
perwakilan anggota KKB dari seluruh kabupaten/kota di Bali,
anggota luar biasa KKB dan sejumlah tokoh krama Bali.
Satria Naradha mengungkapkan masih ada beberapa
kendala yang membayangi perkembangan KKB ke depannya. Salah
satunya adalah masih banyaknya anggota KKB yang belum memanfaatkan
pelayanan KKB secara maksimal. Misalnya store. Kalau saja 11 ribu
anggota mau berbelanja di KKB, maka akan dapat dibangun satu
kekuatan baru yang mampu bersanding dengan pengusaha yang
sebelumnya telah menekuni bidang tersebut.
Tahun 2008 ini, kata dia, berbagai program guna
membenahi segala kekurangan akan segera dijalankan. Salah satunya
menggaet pengusaha-pengusaha besar untuk lebih memiliki kepedulian
sosial terhadap pembangunan ekonomi masyarakat. ''Kami tengah
melakukan pembicaraan dengan pihak Bank Mandiri untuk menyiapkan
dana bergulir bagi masyarakat,'' ujarnya sambil menegaskan KKB
juga akan melakukan kerja sama melalui program penyertaan modal di
perusahaan besar.
Sementara itu Kadis Koperasi, Pengusaha Kecil dan
Menengah Made Rasma dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan
Kasubdin Simpan Pinjam I Gst. Ketut Maruta menilai selama ini
kinerja dan manajemen KKB telah berjalan mantap. KKB memiliki
potensi dan kekuatan besar dalam rangka ikut serta menggerakkan
perekonomian Bali. Namun hal itu sekali lagi sangat tergantung
dari partisipasi aktif anggotanya dalam membesarkan KKB.
''Pemerintah memuji dan berterima kasih kepada KKB dalam upaya
pembinaan kepada masyarakat kecil di Bali,'' ujarnya.
Dalam RAT tersebut berbagai masukan diberikan
sejumlah anggota dalam upaya mendukung penguatan ekonomi Bali.
Usai tanya jawab, semua perwakilan anggota menyatakan menerima
pertanggungjawaban pengurus untuk tahun 2007 ini. Sebelum ramah
tamah juga dilakukan pengundian door prize untuk 25 item
bingkisan. (ded)
Dari Seminar dan Temu Bisnis KKB Bank dan UMKM belum Nyambung
Denpasar (Bisnis Bali) - Hingga saat ini, antara pihak perbankan dan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih belum nyambung.
Sebagian pelaku UMKM menilai bank enggan menyalurkan kredit kepada pelaku UMKM, prosedur kredit sangat rumit dan berbelit-belit serta sejumlah pandangan negatif lainnya.
Di sisi lain, bank mengaku sangat sulit mendapatkan debitur (pelaku UMKM) yang memenuhi kriteria bank dan ketentuan-ketentuan yang ada.
Demikian terungkap dalam “Seminar dan Temu Bisnis “ yang digelar Koperasi Krama Bali (KKB), Sabtu (30/10) lalu.
Seminar dibuka langsung Pimpinan KMB Satria Naradha dengan menampilkan pembicara Pemimpin Bank Indonesia Denpasar Jeffrey Kairupan dan Manager Marketing Bank BRI Gajahmada Denpasar Anditya Mahendra. Peserta seminar dan temu bisnis adalah anggota KKB dari seluruh Bali .
Pemimpin Bank Indonesia Denpasar Jeffrey Kairupan menilai, kendala yang ada antara perbankan dan pelaku UMKM bukan hanya terjadi di Bali namun di seluruh Indonesia . Hal ini terjadi akibat komunikasi dan koordinasi antara keduanya kurang optimal. Persoalan ini akan terpecahkan bila kedua belah pihak sering duduk bersama mencari akar masalah sebenarnya.
“Kalangan pelaku UMKM harus aktif mencari informasi tentang produk-produk bank, berusaha memenuhi ketentuan yang ada. Sementara petugas bank harus lebih aktif turun ke lapangan menggali potensi ekonomi yang ada termasuk di sektor UMKM. Jangan hanya menunggu di belakang meja,” jelasnya seraya mengungkapkan ada ratusan produk bank yang diperuntukkan bagi pelaku UMKM.
Dari sisi potensi, jelas Jeffrey UMKM di Bali ini sangat bagus. Jumlah UMKM di Bali tahun lalu mencapai 337.259 unit usaha atau 99 persen dari total unit usaha di Bali . Jumlah UMKM terbanyak terdapat di Kabupaten Gianyar yang mengambil porsi sekitar 34,56 persen dari total UMKM di Bali. Sebagian besar pelaku UMKM di daerah ini bergerak di sektor perdagangan.
Sejauh ini peran perbankan dalam menggerakkan sektor UMKM sudah cukup baik. Hingga triwulan III tahun ini kredit untuk sektor UMKM mencapai Rp 18,750 trilyun atau sekitar 83,06 persen dari total kredit perbankan Bali yang menncapai Rp 22,574 trilyun. Sementara angka kredit macet di sektor ini sekitar 2,58 persen.
Terkait dengan penyaluran KUR di Bali, mantan PBI Manado ini menjelaskan, memang belum sesuai harapan. Dari Rp 550 milyar plafon yang disediakan untuk daerah ini, yang tersalur hanya Rp 218 milyar atau hanya 39,69 persen dari target yang ditetapkan. Hal ini terjadi karena bank menerapkan aturan yang ketat dalam program ini termasuk meminta agunan tambahan untuk meng- cover 30 persen kredit yang tidak dijamin oleh pemerintah melalui Askrindo. Kendala lainnya meliputi terbatasnya kemampuan UMKM dalam membuat laporan keuangan, lemahnya kemampuan account officer bank dalam menganalisis perputaran dan potensi usaha UMKM.
Manager Marketing BRI Gajahmada Anditya Mahendra menjelaskan, KUR adalah kredit modal kerja (KMK) dan atau kredit investasi (KI) dengan plafon kredit sampai Rp 500 juta yang diberikan kepada pelaku usaha mikro, kecil dan koperasi yang memiliki usaha produktif yang mendapat penjaminan dari perusahaan penjamin. Jangka waktu KMK ada maksimal 3 tahun dan KI maksimal 5 tahun. Selain BRI, bank lain yang ditunjuk sebagai penyalur KUR adalah Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, BTN, BNI dan 13 BPD di seluruh Indonesia.
Pimpinan KMB Satria Naradha mengharapkan agar kalangan perbankan dan lembaga keuangan lainnya membuka akses seluas-luasnya bagi pelaku UMKM khususnya yang ada di pelosok-pelosok Bali sehingga bisa memanfaatkan pendanaan atau kredit yang ada. Sejauh ini jumlah UMKM yang mampu menembus sumber-sumber pendanaan di perbankan masih belum begitu banyak.
“Ini mungkin karena proses kreditnya yang masih rumit atau bisa juga jumlah wirausahanya yang masih terbatas,” ujarnya seraya berharap ke depan di Bali jumlah wirausahanya bisa mencapai 10 persen dari total jumlah penduduk. *bia
Acara tersebut menampilkan sejumlah pembicara dari KKB dan Bank Mandiri.
Temu bisnis yang dihadiri pebisnis dan mahasiswa tersebut dibuka langsung Ketua KKB Satria Naradha.
"Ada sekitar Rp 11 trilyun dana perbankan di Bali masih mengendap di bank," ujar Satria Naradha. Dikatakan dana masyarakat yang diserap perbankan di Bali saat ini mencapai Rp 25,9 trilyun.
Kredit yang disalurkan perbankan baru sekitar Rp 14,8 trilyun. Ini artinya intermediasi perbankan masih rendah, loan to deposit ratio (LDR) perbankan saat ini hanya sekitar 57 persen dengan total aset perbankan di Bali mencapai lebih dari Rp 30 trilyun.
Salah satu faktor kecilnya penyerapan dana perbankan ini akibat kemampuan dan akses UMKM sangat kurang. Menurutnya, seminar temu bisnis seperti ini sangat penting dan positif agar UMKM bisa menyusun proposal kredit. Selama ini banyak usaha kecil yang mengalami kesulitan untuk mendapat dana perbankan karena tidak bisa menyusun proposal kredit.
"Kita harapkan pengusaha bisa membuat proposal kredit untuk diajukan ke perbankan," ujarnya. IB Teddy Prianthara pembicara dalam seminar tersebut memaparkan pentingnya proposal untuk mendapatkan kredit perbankan.
"Tanpa proposal tidak mungkin bank mau memberikan kredit kepada sektor usaha," ungkapnya. Menurutnya, sebagian besar pengusaha kecil kesulitan untuk menyusun proposal karena keterbatasan kemampuan SDM.
Pria yang juga sebagai konsultan bisnis di sejumlah perusahaan besar tersebut menyatakan, UMKM di Bali sebagian besar tidak memiliki manajemen yang bagus. Mereka tidak memiliki pembukuan sebagai pelaporan. "Ketika mau menyusun proposal, mereka tidak bisa memberikan laporan pembukuan," imbuhnya.
Dijelaskan, ada 5 unsur dalam penyusunan sebuah proposal kredit yang dijadikan pertimbangan oleh pihak perbankan yang disebut dengan 5C yakni character, capacity, capital, colateral dan condition. "Ini merupakan pertimbangan penting yang harus diperhatikan," imbuhnya.
Hal yang tidak kalah penting yang harus dilakukan oleh UMKM dalam menyusul proposal adalah kejujuran. Dalam penyusunan proposal, kita harus jujur, terutama dalam penggunaan dana yang diberikan oleh bank.
"Jika itu untuk usaha, gunakan dana tersebut untuk usaha jangan untuk yang lain. Ini adalah salah satu etika bisnis yang mendasari penyusunan proposal," tegasnya.
Senior Manager Bank Mandiri di Small Busines Distric Centre Denpasar Arif Hendarno menyatakan, pihak perbankan memberikan ruang yang cukup luas kepada sektor usaha kecil.
Dia menyatakan syarat kredit untuk UMKM tidak serumit perusahaan besar. "Asal ada surat keterangan dari kepala desa," imbuhnya. Namun ia mengakui pihaknya sangat hati-hati dalam memberikan kredit. *wid
Sebagian pelaku UMKM menilai bank enggan menyalurkan kredit kepada pelaku UMKM, prosedur kredit sangat rumit dan berbelit-belit serta sejumlah pandangan negatif lainnya.
Di sisi lain, bank mengaku sangat sulit mendapatkan debitur (pelaku UMKM) yang memenuhi kriteria bank dan ketentuan-ketentuan yang ada.
Demikian terungkap dalam “Seminar dan Temu Bisnis “ yang digelar Koperasi Krama Bali (KKB), Sabtu (30/10) lalu.
Seminar dibuka langsung Pimpinan KMB Satria Naradha dengan menampilkan pembicara Pemimpin Bank Indonesia Denpasar Jeffrey Kairupan dan Manager Marketing Bank BRI Gajahmada Denpasar Anditya Mahendra. Peserta seminar dan temu bisnis adalah anggota KKB dari seluruh Bali .
Pemimpin Bank Indonesia Denpasar Jeffrey Kairupan menilai, kendala yang ada antara perbankan dan pelaku UMKM bukan hanya terjadi di Bali namun di seluruh Indonesia . Hal ini terjadi akibat komunikasi dan koordinasi antara keduanya kurang optimal. Persoalan ini akan terpecahkan bila kedua belah pihak sering duduk bersama mencari akar masalah sebenarnya.
“Kalangan pelaku UMKM harus aktif mencari informasi tentang produk-produk bank, berusaha memenuhi ketentuan yang ada. Sementara petugas bank harus lebih aktif turun ke lapangan menggali potensi ekonomi yang ada termasuk di sektor UMKM. Jangan hanya menunggu di belakang meja,” jelasnya seraya mengungkapkan ada ratusan produk bank yang diperuntukkan bagi pelaku UMKM.
Dari sisi potensi, jelas Jeffrey UMKM di Bali ini sangat bagus. Jumlah UMKM di Bali tahun lalu mencapai 337.259 unit usaha atau 99 persen dari total unit usaha di Bali . Jumlah UMKM terbanyak terdapat di Kabupaten Gianyar yang mengambil porsi sekitar 34,56 persen dari total UMKM di Bali. Sebagian besar pelaku UMKM di daerah ini bergerak di sektor perdagangan.
Sejauh ini peran perbankan dalam menggerakkan sektor UMKM sudah cukup baik. Hingga triwulan III tahun ini kredit untuk sektor UMKM mencapai Rp 18,750 trilyun atau sekitar 83,06 persen dari total kredit perbankan Bali yang menncapai Rp 22,574 trilyun. Sementara angka kredit macet di sektor ini sekitar 2,58 persen.
Terkait dengan penyaluran KUR di Bali, mantan PBI Manado ini menjelaskan, memang belum sesuai harapan. Dari Rp 550 milyar plafon yang disediakan untuk daerah ini, yang tersalur hanya Rp 218 milyar atau hanya 39,69 persen dari target yang ditetapkan. Hal ini terjadi karena bank menerapkan aturan yang ketat dalam program ini termasuk meminta agunan tambahan untuk meng- cover 30 persen kredit yang tidak dijamin oleh pemerintah melalui Askrindo. Kendala lainnya meliputi terbatasnya kemampuan UMKM dalam membuat laporan keuangan, lemahnya kemampuan account officer bank dalam menganalisis perputaran dan potensi usaha UMKM.
Manager Marketing BRI Gajahmada Anditya Mahendra menjelaskan, KUR adalah kredit modal kerja (KMK) dan atau kredit investasi (KI) dengan plafon kredit sampai Rp 500 juta yang diberikan kepada pelaku usaha mikro, kecil dan koperasi yang memiliki usaha produktif yang mendapat penjaminan dari perusahaan penjamin. Jangka waktu KMK ada maksimal 3 tahun dan KI maksimal 5 tahun. Selain BRI, bank lain yang ditunjuk sebagai penyalur KUR adalah Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, BTN, BNI dan 13 BPD di seluruh Indonesia.
Pimpinan KMB Satria Naradha mengharapkan agar kalangan perbankan dan lembaga keuangan lainnya membuka akses seluas-luasnya bagi pelaku UMKM khususnya yang ada di pelosok-pelosok Bali sehingga bisa memanfaatkan pendanaan atau kredit yang ada. Sejauh ini jumlah UMKM yang mampu menembus sumber-sumber pendanaan di perbankan masih belum begitu banyak.
“Ini mungkin karena proses kreditnya yang masih rumit atau bisa juga jumlah wirausahanya yang masih terbatas,” ujarnya seraya berharap ke depan di Bali jumlah wirausahanya bisa mencapai 10 persen dari total jumlah penduduk. *bia
Rp
11 T Dana Perbankan di Bali masih ”Nganggur”
Denpasar
(BisnisBali) - Koperasi Krama Bali (KKB) menyelenggarakan
Temu Usaha dan Bisnis di Gedung PWI, Sabtu (20/9) lalu. Acara tersebut menampilkan sejumlah pembicara dari KKB dan Bank Mandiri.
Temu bisnis yang dihadiri pebisnis dan mahasiswa tersebut dibuka langsung Ketua KKB Satria Naradha.
"Ada sekitar Rp 11 trilyun dana perbankan di Bali masih mengendap di bank," ujar Satria Naradha. Dikatakan dana masyarakat yang diserap perbankan di Bali saat ini mencapai Rp 25,9 trilyun.
Kredit yang disalurkan perbankan baru sekitar Rp 14,8 trilyun. Ini artinya intermediasi perbankan masih rendah, loan to deposit ratio (LDR) perbankan saat ini hanya sekitar 57 persen dengan total aset perbankan di Bali mencapai lebih dari Rp 30 trilyun.
Salah satu faktor kecilnya penyerapan dana perbankan ini akibat kemampuan dan akses UMKM sangat kurang. Menurutnya, seminar temu bisnis seperti ini sangat penting dan positif agar UMKM bisa menyusun proposal kredit. Selama ini banyak usaha kecil yang mengalami kesulitan untuk mendapat dana perbankan karena tidak bisa menyusun proposal kredit.
"Kita harapkan pengusaha bisa membuat proposal kredit untuk diajukan ke perbankan," ujarnya. IB Teddy Prianthara pembicara dalam seminar tersebut memaparkan pentingnya proposal untuk mendapatkan kredit perbankan.
"Tanpa proposal tidak mungkin bank mau memberikan kredit kepada sektor usaha," ungkapnya. Menurutnya, sebagian besar pengusaha kecil kesulitan untuk menyusun proposal karena keterbatasan kemampuan SDM.
Pria yang juga sebagai konsultan bisnis di sejumlah perusahaan besar tersebut menyatakan, UMKM di Bali sebagian besar tidak memiliki manajemen yang bagus. Mereka tidak memiliki pembukuan sebagai pelaporan. "Ketika mau menyusun proposal, mereka tidak bisa memberikan laporan pembukuan," imbuhnya.
Dijelaskan, ada 5 unsur dalam penyusunan sebuah proposal kredit yang dijadikan pertimbangan oleh pihak perbankan yang disebut dengan 5C yakni character, capacity, capital, colateral dan condition. "Ini merupakan pertimbangan penting yang harus diperhatikan," imbuhnya.
Hal yang tidak kalah penting yang harus dilakukan oleh UMKM dalam menyusul proposal adalah kejujuran. Dalam penyusunan proposal, kita harus jujur, terutama dalam penggunaan dana yang diberikan oleh bank.
"Jika itu untuk usaha, gunakan dana tersebut untuk usaha jangan untuk yang lain. Ini adalah salah satu etika bisnis yang mendasari penyusunan proposal," tegasnya.
Senior Manager Bank Mandiri di Small Busines Distric Centre Denpasar Arif Hendarno menyatakan, pihak perbankan memberikan ruang yang cukup luas kepada sektor usaha kecil.
Dia menyatakan syarat kredit untuk UMKM tidak serumit perusahaan besar. "Asal ada surat keterangan dari kepala desa," imbuhnya. Namun ia mengakui pihaknya sangat hati-hati dalam memberikan kredit. *wid
Tumbuhkan
Jiwa Wirausaha lewat Kursus Aneka Kue
Denpasar (BisnisBali) – Koperasi Krama Bali
(KKB), Sabtu (31/1) lalu, kembali menggelar kursus singkat
membuat aneka kue basah dan kering. Kursus singkat yang diadakan di wantilan Gedung Pers K. Nadha tersebut, diharapkan dapat memotivasi masyarakat Bali untuk memiliki jiwa wirausaha.
Kursus singkat di Denpasar kali ini mengajarkan membuat kue karamel, bolu, nastar dan kue mangkok ketela ungu.
Sebelumnya KKB telah melakukan pelatihan manajemen usaha kecil dan sektor informal dengan tema yang sama di Negara, Klungkung, Bangli dan Kintamani.
Manajer KKB Denpasar, I Gede Dana Pramitha, S.E. mengatakan, melalui kursus singkat membuat kue basah dan kering diharapkan makin banyak krama Bali yang bermunculan sebagai wirausaha-wirausaha sejati dan mandiri.
Bentuk wirausaha masyarakat secara mandiri ini, secara tidak langsung dapat menumbuhkan perekonomian Bali ke depannya.
“Terutama dalam usaha pembuatan kue basah dan kering. Sebab, margin keuntungan yang bisa diperoleh dari bisnis kue sangat besar dan menjanjikan yaitu, berkisar 50-70 persen,” ucapnya.
Menjanjikannya bisnis kue tradisional tersebut, menurut Gede Dana, bisa dilihat dari maraknya usaha sejenis bermunculan di masyarakat. Animo masyarakat mengkonsumsi aneka jenis kue tradisional ini pun bisa dikatakan tinggi tiap harinya.
Khususnya, untuk memenuhi permintaan masyarakat pada momen upacara keagamaan dan adat di Bali yang tergolong tinggi.
Bercermin pada hal tersebut, tambahnya, bagi krama Bali yang serius menekui usaha pembuatan kue basah dan kering ini, selain bisa membuka kesempatan kerja, mereka bisa pula mendapatkan income yang relatif besar serta bisa menjadikannya usaha ini sebagai pekerjaan pokok.
Hal serupa dikatakan Yoneta, instruktur kursus yang telah sukses berbisnis jasa boga di Klungkung. Menurutnya, penganan kue tradisional yang diolah dengan serius dan mendapat sentuhan manajemen yang baik, dapat dipastikan menjadi bisnis yang potensial.
Tidak terkecuali bisnis kue basah dan kering yang merupakan usaha menjanjikan bagi kalangan usaha kecil dan menengah (UKM).
Ia menambahkan, apabila kuliner ini dikembangkan berarti juga kebangkitan usaha mikro. Selain bisa memperkaya menu kue di keluarga, pihaknya yakin kemampuan ini juga bisa menambah penghasilan keluarga apabila mau mengembangkan.
“Saya sangat senang, ternyata krama Bali begitu antusias mengikuti kursus singkat yang diselenggarakan KKB,” paparnya. *dik
Pra-RAT KKB Denpasar ...
Kesolidan Tim, Modal Kemajuan KKB
Denpasar
(Bali Post) -
Rencana kerja tahun 2007 Koperasi Krama Bali (KKB) Unit Pelayanan Kerja Denpasar telah berjalan dengan baik. Meskipun kondisi keuangan konsolidasi belum menghasilkan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang maksimal. Beberapa faktor diakui masih menjadi kendala dalam mencapai kinerja terbaik.
Rencana kerja tahun 2007 Koperasi Krama Bali (KKB) Unit Pelayanan Kerja Denpasar telah berjalan dengan baik. Meskipun kondisi keuangan konsolidasi belum menghasilkan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang maksimal. Beberapa faktor diakui masih menjadi kendala dalam mencapai kinerja terbaik.
Demikian yang terungkap dalam Pra-Rapat Anggota
Tahunan Koperasi Krama Bali, Sabtu (15/3) kemarin bertempat di
Gedung PWI Denpasar.
Manajer KSP KKB Denpasar Gede Dana Pramitha dalam
laporannya menyebutkan beberapa unit usaha menunjukkan kinerja
yang menggembirakan. Unit Simpan Pinjam yang berlokasi di Jalan
Teuku Umar, telah meningkatkan sumber permodalan sebesar 0,9
persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Beberapa hal yang patut menjadi perhatian dalam
hubungannya dengan perkembangan ke depan yakni selama ini para
anggota masih kurang tertib dalam melakukan kewajiban membayar
simpanan wajib di koperasi. Beberapa anggota juga kurang disiplin
dalam hal pembayaran angsuran kredit.
Terkait permasalahan tersebut, pengurus KKB telah
mengambil sejumlah upaya. Misalnya dengan melakukan pendekatan
kontinu dengan anggota ataupun melakukan revitalisasi dan
penyegaran kepada anggota. ''Jika kita bisa bekerja sama dengan
baik, koperasi yang menjadi milik kita bersama ini juga pasti akan
berjalan dengan maksimal dan tentunya usaha koperasi bisa
dimanfaatkan pula dengan maksimal oleh anggota,'' katanya.
Ketua Badan Pengawas KKB Bali Ida Bagus Teddy
Prianthara, S.E., Ak., M.Si., mengatakan dalam tahun ketiganya,
KKB Unit Pelayanan Denpasar diibaratkan layaknya seorang balita.
Dalam usia yang masih sangat muda tersebut, dianggap wajar jika
kinerja masing-masing unit usaha belum maksimal.
Dia juga mengingatkan pada usia ketiga inilah KKB
sudah harus bisa memikirkan bagaimana meraih laba. Maka dari itu
dia meminta solidnya tim baik dari pengurus sendiri demikian pula
dengan anggota mesti dijaga. Termasuk pula semangat untuk
memajukan KKB. Sebab dua hal ini menjadi poin penting dalam
kemajuan KKB ke depan. (ded)
Langganan:
Postingan (Atom)